Kebijakan Impor EV China ke Uni Eropa, Sanksi atau Kerja Sama?

oleh

Pelabuhan Barcelona merupakan salah satu titik masuk EV China ke Eropa. Pada 2021, hampir 2000 kendaraan buatan China tiba di Barcelona. Tahun lalu angkanya mencapai 87 ribu. Angka itu menambah keprihatinan yang diungkapkan pejabat Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengomentari seputar isu ini.

“Yang kami inginkan adalah China menghormati arena bermain yang setara terkait dengan akses perusahaan kami ke pasar China. Menghormati transparansi terkait subsidi,” jelasnya.

Komisi Eropa sedang menyelidiki apakah produsen EV Eropa dan China bersaing di bawah aturan yang sama. Rata-rata, biaya produksi EV China paling sedikit 20 persen lebih rendah.

Komisi mengatakan penyelidikan bisa menyebabkan langkah antisubsidi terhadap impor buatan China.

Chery Auto, produsen mobil China terbesar, baru-baru ini menandatangani joint venture dengan Ebro Motors, perusahaan Spanyol untuk merakit beberapa model di Barcelona.

Kepemimpinan di Spanyol menganggap ini kesempatan pertumbuhan. PM Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, “Ini merupakan petunjuk industrialisasi kembali dari Catolinia dan Spanyol.”

Para anggota industri mobil Barcelona setuju. Joan Orus adalah kepala QEV Technologies, bisnis Barcelona yang mengembangkan teknologi EV.

“Apa yang harus dilakukan Eropa adalah mempromosikan produksi EV di Eropa, baik itu kendaraan Eropa ataupun China,” jelasnya.

Dalam pandangan para pemimpin dan produsen mobil Eropa, terobosan agresif yang dilakukan China ke dalam pasar EV Eropa mempunyai risiko dan peluang.

Sejauh ini Brussel harus meniti permasalahan ini secara berimbang dan memutuskan apakah akan memberlakukan tarif atau memilih bekerja sama pada skala lebih besar dengan Beijing. [jm/ka]

Sumber: www.voaindonesia.com