News  

Covid-19 Belum Usai, Geopolitik Rusia-Ukraina: Tantangan Baru Bagi Indonesia

Konflik Rusia dan Ukraina menambah beban perekonomian global untuk dapat pulih, setelah terlebih dahulu terpukul oleh pandemi Covid-19. Akibat perang itu, upaya pemulihan ekonomi harus bertambah hingga dua kali lipat.

Pandemi Covid-19 menambah kompleksitas masalah perekonomian global, setelah adanya tantangan dari dampak perang dingin Amerika Serikat dan Cina pada 2019. Pemulihan ekonomi dunia pun berada dalam kondisi yang rentan.

Keadaan itu semakin rumit ketika konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina pecah. Harga energi melonjak, harga komoditas terkerek naik, perdagangan dan perekonomian global pun terganggu, bahkan kini terjadi inflasi yang cukup tinggi di berbagai belahan dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hal-hal yang dulunya tidak diperkirakan kini muncul, terutama di tengah perang Rusia vs Ukraina. Beberapa dampaknya, antara lain kelangkaan energi akibat harga minyak kala itu sempat menyentuh US$135 per barrel. Hal itu diikuti kelangkaan pangan seperti gandum dan kedelai serta kelangkaan kontainer, yang kemudian memicu inflasi.

Perang antar kedua negara telah merugikan Indonesia dari sisi perdagangan. Berdasarkan data BPS pada April 2022, perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina mencatatkan defisit hingga periode April 2022.

Padahal, periode tahun lalu masih membukukan neraca perdagangan positif. Pada Januari 2022, Indonesia masih mencatatkan surplus perdagangan US$11,5 miliar dari Rusia.

Pemulihan ekonomi saat ini membutuhkan usaha yang sangat besar, tak cukup dengan langkah biasa. Upaya pemulihan ekonomi pun memerlukan langkah bersama secara global, di antaranya melalui forum ekonomi seperti G20.

Upaya untuk pemulihan ekonomi yang merata di tiap negara sedianya tercermin dari tema Kepresidenan Indonesia di G20, yakni Recover Togehter, Recover Stronger. Untuk itu, kunjungan Presiden Jokowi dinilai akan meredam dampak dari konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

Berdasarkan historinya, G20 dibentuk pada saat krisis melanda dunia. Lebih dari dua dekade berdiri, forum ekonomi utama dunia itu telah berhasil mencari jalan keluar bagi dunia dari kondisi keterpurukan. “Forum itu menjadi semacam katalis untuk negara-negara bisa keluar dari situasi guncangan.

Indonesia, selaku Presidensi G20 tahun ini diharapkan mampu mencari jalan keluar dari guncangan krisis beruntun yang saat ini dihadapi dunia. Penanganan pandemi dan dampak perang Rusia-Ukraina mesti diredam guna menghindari efek negatif yang berkepanjangan.

Ilham Ramadhan

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi

Video yang mungkin Anda suka



Sumber: yoursay.suara.com